oleh

PUASA & FRAUD (Curang)

Iklan Travel

Oleh : Ust Soetrisno Hadi

Dalam pergaulan sehari-hari seringkali kita dengar orang bicara fraud . Istilah ini banyak digunakan di lapangan ekonomi, khususnya keuangan perbankan.

IKLAN-TA-CALEG

Secara teknis, fraud biasanya difahami sebagai kecurangan dalam laporan keuangan financial statement yang dilakukan dengan sengaja untuk menipu pemilik hak dalam laporan keuangan tersebut.

Seperti disiarkan di media massa elektronik juga media sosial yang merilis hasil penelitian team selama kurun waktu 2013-2019 ditemukan penyimpangan keuangan sebesar 2,6 trilyun oleh salah satu lembaga ternama di bidang ekspor.

Boleh jadi diduga pelakunya ada diantaranya beragama Islam. Yang seperti muslim lainya salat dan juga puasa. Masalahnya, mengapa puasa tetapi juga melakukan perbuatan jahat seperti fraud atau melakukan kecurangan dan penipuan. Apanya yang salah, bukankah dengan puasa orang akan jadi taqwa atau terpelihara dari berbuat maksiat dan kejahatan.

Barangkali baik sekali jika kita menyimak bagaimana dua ulama masyhur yaitu Imam al-Ghazali (1058-1111M) dalam Asrar ash-Shawm yang memetakan rahasia-rahasia puasa atau aspek spiritualitas Islam dari puasa. Di sisi lain, kita lihat bagaimana Syaikh Izzuddin bin Abdissalam (1181-1262M) dalam Maqashid ash-Shawm.

Imam al-Ghazali dalam kitabnya itu, menjelaskan puasa dari aspek fikih dan tasawuf. Tidak hanya membahas sisi lahir atau aspek eksoteris puasa belaka tetapi juga membedah sisi ruhani atau aspek esoteris puasa yang terkandung di balik rahasianya.

Esensi puasa menurut Al-Ghazali,rhm adalah menahan diri al-kaff dan meninggalkan at-tark. Dua amalan ini bersifat rahasia. Sedangkan ibadah lain dapat dilihat mata dan disaksikan manusia. Sedangkan puasa, menurut Hujjatul Islam ini, hanya Allah yang melihatnya. Puasa adalah amalan batin, manifestasi dari kesabaran.

Syaikh Izzuddin lebih banyak menyoroti sisi hukum puasa berlandaskan pada nash al-Qur’an dan sunnah Nabi,saw. Meski begitu, Sulthanul Ulama ini melihat puasa disertai dengan aspek akhlaq puasa.

Beberapa keutamaan puasa, menurut ulama yang lahir di Damaskus, Suriah, wafat di Mesir itu, antara lain : meninggikan derajat hamba, menghapus dosa, mengalahkan syahwat, memperbanyak sedekah, meningkatkan ketaatan, bersyukur mengetahui kenikmatan yang tersembunyi, dan mencegah kecenderungan berbuat maksiat serta hal-hal yang melanggar syariat.

Berangkat dari pertimbangan pemikiran keagamaan di dua sisi pandangan ulama masyhur itu baik Hujjatul Islam maupun Sulthanul Ulama maka tidaklah mungkin orang berpuasa melakukan kecurangan dan penipuan atau berbuat fraud .

Bila ada orang Islam yang berpuasa tetapi tetap melakukan kecurangan dan penipuan bukan salah puasa dan Islam itu sendiri. Tetapi, orang Islam sebagai oknum yang curang atau menipu. Karena, bila puasa dilakukan dengan memegang teguh aspek fikih dan tasawuf bisa dipastikan tidak akan berbuat fraud . Karenanya, tidak bisa orang menyimpulkan bahwa Islam setuju dan kompatibel dengan fraud. Justru, Islam yang baik dan benar pasti anti fraud.

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.