oleh

Puasa (menurut Al Qur’an) 6

Iklan Travel

Syekh Sayyid Quthb memulai bahasan tentang ayat-ayat puasa dengan mengemukakan bahwa Allah SWT memotivasi jiwa-jiwa kaum Mukminin untuk mampu menanggung tugas besar ini.

Dalam bahasan awal ayat 183 surat Al Baqarah, beliau mengatakan _“…dimulailah taklif itu dengan panggilan yang penuh kecintaan kepada orang-orang mukmin, yang mengingatkan kepada mereka hakekat mereka yang pokok.”_

IKLAN-TA-CALEG

Catatan saya:

Dalam pernyataan Syekh Sayyid Quthb di atas, saya melihat ada banyak sisi yang berkaitan dengan motivasi untuk melakukan puasa.

Pertama-tama, sebagaimana telah banyak disampaikan oleh para ulama, adalah fakta bahwa yang dipanggil untuk menerima tugas ini adalah orang yang beriman, bukan semua orang. Ini saja sudah menandakan bahwa hanya orang yang beriman saja yang mampu melaksanakan tugas berat ini. Dengan demikian orang-orang yang beriman merupakan golongan khusus, elit dan terpilih untuk melakukan tugas ini.

Tentu saja menjadi bagian dari golongan yang terpilih merupakan suatu motivasi tersendiri, yaitu menjadi kelompok yang memiliki kekhususan, ketinggian derajat dan kemampuan. Oleh karena itu, golongan terpilih ini seharusnya memiliki moral yang tinggi dan tidak seharusnya merasa lemah dan sedih, sebagaimana Allah SWT firmankan dalam surat Ali ‘Imran ayat 139 yang artinya _“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”_. Barangkali jika diteriakkan dengan bahasa zaman sekarang, kata motivasinya adalah: _“SEMANGAT!!”_.

Yang kedua, saya melihat bahwa panggilan kepada orang-orang yang beriman juga merujuk kepada adanya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh mereka di dunia ini.

Menjadi orang yang beriman tidak berhenti pada kebanggaan diri sebagai golongan terpilih, melainkan harus disertai dengan kerja-kerja nyata. Di dalam Al Qur’an, berulang kali Allah SWT menyebutkan kata iman digandeng dengan amal shalih. Salah satunya yang sudah sangat populer dapat kita temukan dalam surat al ‘Ashr ayat 3 yang artinya _“Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran”_.

Jadi, orang-orang yang beriman menyadari bahwa begitu panggilan diserukan kepadanya dengan atribut ketinggian derajatnya, akan ada pembebanan tugas yang sesuai dengan atribut itu. Dan bagi orang yang beriman, tentu saja jawabannya _“sami’na wa atho’na”_ (kami mendengar dan kami taati). Ashiyaap!

Toto Abi Ihsan

Masih berlanjut, mudah-mudahan

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.