oleh

Pandemi COVID-19 Anak Jangan Jadi Kelinci Percobaan Kebijakan Pemerintah

Iklan Travel

Jakarta, TributeAsia.com – Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menilai kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 dinyatakan kurang tegas.

Tarik ulur kebijakan pemerintah akan berdampak kepada masyarakat terutama dikalangan anak-anak. Sektor pendidikan juga menjadi sorotan Komnas PA ditengah pandemi melalui belajar sistem online.

IKLAN-TA-CALEG

” Saya kira ketika bangsa ini menghadapi virus Corona langkah-langkah yang harus dilakukan adalah pemerintah harus tegas terhadap kebijakannya, jangan tarik ulur bahkan jangan menjadikan anak kelinci percobaan,” ujar Arist di Jakarta Timur, Kamis (10/9/2020).

Kebosanan murid-murid akibat wabah virus corona juga diungkapkan Komnas PA. Termasuk berbagai kendala yang dialami para murid ketika mengikuti belajar jarak jauh dirumah mereka masing-masing.

Merebaknya corona virus disease sejak tahun 2019 hingga kini diutarakan Arist Merdeka Sirait jika diberlakukan tatap muka disekolah pemerintah harus menjamin vaksin kepada murid-murid.

Sebab, bila proses belajar mengajar dibuka normal kembali justru anak-anak akan mudah terserang corona virus disease. Yang akhirnya menambah korban dikalangan pelajar dan belum adanya jaminan dari pihak kesehatan.

” Misalnya, kalau lah memang akan diberlakukan sekolah tatap muka karena anak-anak bosan di rumah orang tua juga sudah bosan di rumah maka diambil keputusan misalnya kebijakan tatap muka sekalipun dikurangi jumlahnya. Dan harus menjamin bahwa harus diketemukan vaksin untuk anak tidak terserang corona,” kata dia lagi.

Selain dibidang pendidikan, diharapkan oleh Arist Merdeka Sirait seluruh komponen bangsa Indonesia diminta untuk senantiasa taat terhadap protokol kesehatan COVID-19.

Kesehatan menurut dia hal yang paling utama dibandingkan pendidikan disekolah. Oleh karenanya, Komnas PA menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempertimbangkan murid-murid belajar disekolah.

” Sekarang sistem daring (online) berlaku di negara-negara lain, tetapi permasalahan di Indonesia tahun 2020 ini dunia sedang menghadapi transisi dari yang normal ke tidak normal. Ambil sikap, kalau hari ini, tahun ini ada serangan corona anak tidak bisa baca, tidak bisa tulis karena nanti kan bisa baca, tulis nanti dilakukan pada tahun 2021 nggak ada problem itu bisa dilakukan,” urainya.

Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan meskipun kebijakan perintah telah mengumumkan PSBB, New Normal atau era transisi demi mencegah penularan virus.

” Jadi kebijakan itu harus tegas, kami sebut ini mengedepankan kepentingan terbaik jika misalnya di dalam corona sekarang ini permasalahan pendidikan bukan hanya persoalan di Indonesia, jadi persoalan pendidikan adalah persoalan dunia,” tutur Komnas PA. (Dw)

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.