Laporan Ust Saeed Kamyabi dari Gosnells, Perth, Australia, 28 November 2024
Australia, negeri yang kerap digambarkan sebagai surga bagi para pekerja migran, menyimpan kisah-kisah perjuangan yang tak selalu berakhir manis. Ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bermimpi merantau ke benua hijau ini, mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, di balik gemerlapnya peluang, tersimpan tantangan berat dalam memperoleh visa, mempertahankan pekerjaan, dan menghindari jerat hukum imigrasi.
Kisah Sukses yang Jarang Tersorot
Di balik deretan berita tentang TKI yang mengalami kesulitan, ada pula sejumlah kisah sukses yang menginspirasi. Diding, seorang sopir Truk tambang asal Jatim, berhasil mendapatkan visa kerja dan kini telah menetap di Australia bersama keluarganya. “Saya sangat bersyukur bisa bekerja di sini. Gaji yang saya dapatkan cukup untuk menghidupi keluarga saya di Indonesia,” ungkapnya.
Jerat Visa dan Pekerjaan Ilegal
Namun, tidak semua TKI seberuntung Diding. Banyak yang terjebak dalam lingkaran setan visa dan pekerjaan ilegal. Kardi, seorang pekerja pabrik, mengaku awalnya bekerja secara legal dengan visa kerja sementara. Namun, setelah visa habis, ia terpaksa bekerja secara sembunyi untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Saya takut dideportasi, tapi saya juga tidak punya pilihan lain,” ujarnya dengan nada sedih.
Konsekuensi Fatal Bekerja Ilegal
Bekerja secara ilegal di Australia memiliki konsekuensi yang sangat serius. Sukiman harus merasakan pahitnya dideportasi setelah bekerja secara sembunyi selama beberapa tahun. “Saya sangat menyesal dengan keputusan yang saya ambil. Saya kehilangan segalanya,” katanya.
Ada pula kasus di mana TKI yang telah dideportasi kesulitan untuk mendapatkan visa kembali ke Australia, bahkan untuk mengunjungi keluarganya yang telah menetap disana. Asman, seorang mantan pekerja rumah tangga, mengaku telah mengajukan permohonan visa kunjungan keluarga berkali-kali, namun selalu ditolak.
Peran Agen TKI
Dalam upaya mendapatkan visa dan pekerjaan di Australia, banyak TKI yang menggunakan jasa agen. Namun, tidak semua agen dapat dipercaya. Beberapa di antaranya justru mengeksploitasi TKI dengan memungut biaya yang sangat tinggi dan memberikan informasi yang tidak akurat.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Indonesia dan Australia memiliki peran penting dalam melindungi hak-hak TKI. Pemerintah Indonesia perlu memberikan informasi yang akurat dan menyeluruh kepada calon TKI tentang prosedur imigrasi dan risiko bekerja di luar negeri. Sementara itu, pemerintah Australia perlu memperketat pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan TKI, serta memberikan perlindungan hukum yang memadai bagi TKI yang menjadi korban eksploitasi.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, semangat para TKI untuk meraih kehidupan yang lebih baik tidak pernah padam. Mereka berharap agar pemerintah kedua negara dapat bekerja sama untuk menciptakan sistem perlindungan yang lebih baik bagi TKI. Selain itu, TKI juga perlu meningkatkan kesadaran hukum dan kewaspadaan terhadap berbagai modus penipuan yang marak terjadi.
Berdasarkan Fair Work Commission, upah Minimum di Australia meningkat menjadi 915,90 AUD/minggu pada tahun 2024 atau naik dibandingkan tahun 2023 sebesar dari 882,80 AUD/minggu. Fair Work Commission adalah pengadilan hubungan kerja nasional Australia. Pengadilan ini membantu karyawan dan pemberi kerja menyelesaikan masalah di tempat kerja.
Berbagai masalah yang dibantu Fair Work.Commission menyangkut masalah umum termasuk pemecatan yang tidak adil, perundungan, pelecehan seksual, diskriminasi, dan perselisihan tentang hak-hak di tempat kerja.
Sebagai seorang pendakwah dan juga jurnalis yang saat ini sedang berada di Perth, penulis sering bertemu dengan TKI yang memiliki kisah hidup yang sangat menarik. Mereka adalah orang-orang yang kuat dan tangguh, namun mereka juga sangat rentan terhadap eksploitasi.
Penulis berharap artikel ini dapat membuka mata masyarakat tentang perjuangan yang dihadapi oleh TKI dan mendorong kita semua untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi mereka.
Satu hal yang harus menjadi agenda bagi semua perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia, maupun perorangan yang akan bekerja ke luar negeri, khususnya di Australia adalah bagaimana menunjukkan akhlak yang baik. Inilah cara dakwah yang lebih efektif dibandingkan ceramah berasap-asap dan berapi-api di atas mimbar.
Komentar