oleh

INDONESIA BUTUH ORANG-ORANG YANG TERCERAHKAN

Iklan Travel

Oleh  : Dr. Ariadi, MSI 

Iklan ASIA CORP

TributeAsia.com, Jakarta-

Siapa orang yang masuk golongan orang-orang yang tercerahkan? Mereka ini adalah orang-orang yang sadar akan keadaan kemanusiaan di masanya, serta setting kesejarahannya maupupun kemasyarakatannya. 

Seorang intelektual atau ilmuwan belum tentu tercerahkan, meskipun banyak juga dari mereka tercerahkan. Seorang buruh pabrik jelas bukan tergolong cendekiawan atau orang terpelajar, namun bisa jadi seorajng buruh pabrik adalah masuk golongan orang-orang yang tercerahkan. 

Sejarah membuktikan bahwa dalam pergerakan perjuangan nasional merebut kemerdekaan dari para penjajah, seringkali dipelopori oleh orang-orang yang tercerahkan, namun bukan intelektual. Seperti Mahatma Gandhi (India) Unu (Myanmar), Muhammad Ali Jinnah (Pakistan) Ayatullah Khomeini (Iran), atau Moammar Khadafi (Libya). 

Atau para penggerak revolusi seperti Mao Zhedong di RRC, Lenin di Rusia, Castro di Kuba. Mereka bukan para intelektual ataupun ilmuwan, tapi orang orang yang tercerahkan. Bisa membaca dan mengenali akar krisis nasional bangsanya. Dan tahu kekuatan-kekuatan mana yang menurut kodrat sosialnya harus menjadi pelopor revolusi dan perubahan mendasar dan menyeluruh. 

Intinya, orang orang yang tercerahkan, pastilah punya rasa tanggungjawab sosial yang cukup besar. Alhasil, orang orang tercerahkan adalah orang-orang yang mampu memberikan rasa tanggungjawab dan kesadaran baru pada masyarakat. Seraya memberi arah intelektual dan sosial kepada masyarakat atau rakyat. 

Orang-orang tercerahkan bisa jadi berasal dari emak-emak yang hari-harinya adalah ibu rumah tangga biasa, seperti Margaret Thatcher, yang kelak jadi perdana menteri Inggris. 

Bisa berasal dari seorang pengacara atau pokrol bambu seperti Mahatma Gandhi.  Bisa juga berasal dari pegawai perpustakaan yang sehari-harinya sibuk menyatat buku-buku yang dipinjam orang seperti Mao Zhedong, atau bisa juga seorang mantan kolonel yang gagal kudeta namun kelak jadi presiden venezuela, Hugo Chavez atau Ayatullah Khomeini, yang sehari-harinya hanya salah satu ulama dan ahli fiqih Iran, yang kelak menjadi pemimpin dan sumber inspirasi lahirnya Republik Islam Iran.(Are/Red)

Iklan ASIA CORP

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.