oleh

Babai ‘Kritik’ Idris Bawa Sentimen Agama serta Aparteman, Tomas: Sesalkan Babai ‘Jelekkan’ Kyai Idris di Pilkada Kota Depok

(Babai Suhaemi, politisi  Fraksi PKB+PSI DPRD Kota Depok, foto: ist)

Kota Depok, Pernyataan politisi Babai Suhaemi, anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangasa (PKB)+Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundang reaksi sejumlah tokoh masyarakat (tomas) Kota Depok. 

Para tomas ini, Dramayadi (Bang Dram), Rudi Haji Samin (BRS), dan Mas Kasno (MK) senada menilai pernyataan ini kontraproduktif dan bernuansa provokatif sebab, Babai Suheimi sebagai tokoh politik dan bagian dari Pemerintahan Kota Depok, bijaknya menjaga kondusivitas di Pilkada Kota Depok 2020 ini. 

Apalagi, ekoknya, Babai sebagai anggota DPRD Kota Depok adalah bagian dari pemerintahan menjadi satu tubuh yaitu, legislatif dan eksekutif. 

Walaupun PKB adalah koalisi yang memihak Calon Wali Kota Depok Pradi Supriatna, tidak pula bijak Babai mengriktik Calon Wali Kota Mohammad Idris, menjelekkan kinerja Idris sebab dulunya sebelum pecah kongsi, Pradi adalah bagian pemerintahan Wali Mohammad Idris juga sebagai wakilnya. Sama saja, menzalimi Kyai Idris.  

“Menjadi tugas inspektorat utk pengawasannya jika tak sesuai (tugas wakil wali) atau ada hal lain kenapa wakil tidak berperan. Kenapa baru rame sekarang. Semoga warga tambah jelas tentang hal ini,” jawab Toma Kota Depok Dramayadi.

Bang Dram, tokoh masyarakat Kota DepokBang Dram selanjutnya, serangan Pihak Cawawa,  Pradi Supriatna adalah hal yang aneh. Dan bagi yang mengeluh tidak kebagian tugas itu diganti Allah dengan jabatan lain.

“Muaranya pemerintahan akan lebih baik serta semoga warga Kota Depok menyukseskan pilkada dengan damai, penuh berkah dan bertambah ibadahnya. Aamiin Ya Rabbal’alamin,” doa Bang Dram

Sedangkan MK mengatakan, pernyataan Babai Suhaimi pendukung Cawawa Pradi cenderung memojokan calon Wali Mohammad Idris.

“Kami sebagai warga masyarakat sekaligus pendukung Paslon 02 Idris-Imam sangat menyayangkan pernyataan seorang Anggota DPRD Kota Depok Babai Suhaimi di media Online. Seharusnya Babai Suhaimi juga berkaca bahwa selama menjadi anggota DPRD Depok dua hingga jalan tiga periode sekarang ini, kemana dan ngapain saja?,” tegas Mas Kasno. 

Lanjutnya, “Ingat!!!…. DPRD juga sangat-sangat memiliki peran penting dan andil besar di dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan di Kota Depok, tidak bisa serta merta Babai Suhaemi menyalahkan sepihak atau eksekutif saja, sementara Babai Suhaemi tiga periode sebagai pihak legislatif mau cuci tangan?,” imbuhnya.   

Bagi Mas Kasno, tegas mengingatkan Babai Suhaemi sebagai seorang terpelajar yang terhormat, dan agamis bersaing dan bertanding secara sehat bukan membuat isu-isu atau opini yang memojokan dan menjelek-jelekan orang atau pasangan lain.

“Janganlah dikarenakan persaingan politik lantas melupakan jasa-jasa Bapak Kyai Haji Doktor Mohammad Idris. Begitu juga ada pula jasa Babai Suhaemi yang berperan penting membangun Kota Depok yang kita cintai ini. Mari kita jadikan momentum pesta demokrasi pemilukada  ini sebagai pembelajaran politik yang santun dan berbudaya saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainya. Bukan malah sebaliknya membuat pernyataan memancing reaksi yang berpotensi memprovokasi masyarakat,” ujar MK Menasehati. 

Kemudian, lain pula tanggapan BRS mengenai propaganda pihak pengikut Pradi Supriatna bahwa Radi tak berperan ketika jadi wakilnya Idris, sehingga sakit hati. 

Bagi BRS mantan Ketua DPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Depok ini, sebenarnya yang terjadi bukan tidak kebagian tugas namun, ada ‘komitmen awal’, dulu, ketika Idris-Pradi berpasangan di periode 2016-2021.

Bang Rudi Samin

“Komitmen awal dulu yang tidak dipenuhi (Pradi) dan menjadi perselisihan di dalam antara wali dan wakil. Makanya komitmen kampanye itu dipenuhi dong. Baik itu pada partai pengusung atau pendukung ataupun janji pada masyarakat. Dan ini kebiasaan jelek jika sudah komitmen lupa karena merasa partainya kursinya lebih banyak,” ujar BRS. 

Sebut BRS, ketika terjadi koalisi PKS dan Gerindra di Pilkada 2016 lalu, dengan posisi PKS 6 kursi dan Gerindra 9 kursi di DPRD. 

“Biasanya sih soal dana kampanye yang tak dilaksanakan sesuai komitmennya,” ujar. 

Reaksi tomas ini muncul dari aksi Babai Suhaemi yang menjelekkan kinerja Idris di sejumlah media massa disertai menggiring sentimen agama.

“Sederet kegagalan di bidang pendidikan, tata kota, jalan, kenakalan remaja. Termasuk dari sisi sosial keagamaan meski jargonnya selalu terkait agama, namun kenyataannya Idris gagal membangun Depok yang dikatakan sebagai kota religius. Semua kegagalan itu sangat krusial karena itu merupakan kebutuhan masyarakat,” ujar Babai.

Membawa-bawa sentimen agama, dengan sinyalemen Kyai Idris memolitisir agama, Babai melanjutkan,

“Seharusnya warga Depok jangan terbuai dengan pencitraan agama lagi. Lihat realitanya saja. Dalam bidang pendidikan, selama pemerintahan Idris tak ada sekolahan dibangun, termasuk sekolah berbasis agama seperti madrasah,” ujar politisi dari PKB ini.

Menurut Babai, banyaknya pembangunan apartemen di Kota Depok tanpa disertai pedoman dan panduan ketertiban justru menciptakan prostitusi-prostitusi terselubung. Bahkan prostitusi itu sudah melibatkan anak usia dibawah umur. “Memang banyak pembangunan apartemen. Sayangnya itu justru menumbuhkan prostitusi-prostitusi terselubung. Jadi memang harus diwaspadai juga,” kata Babai. (Hir.72)