Syahrul Dasopang
Fenomena oposisi biner, mulai dari cebong vs kampret yang mendampingi perjalanan 6 tahun rezim, mengingatkan fenomena oposisi biner jauh lebih dahsyat secara global antara kapitalisme vs komunisme.
Dalam permainan kekuasaan terhadap masyarakat manusia, senjata oposisi biner yang ditanamkan dan dikembangkan di dalam suatu masyarakat yang tak berdaya secara ekonomi, merupakan sarana efektif untuk mengontrol kekuasaan.
Itulah sebabnya, setiap kali ada upaya dari kup oposisi biner itu, dengan membuat jalur dan dunia baru, maka akan digulung.
Ketika Soekarno secara berani membuat jalur dan dunia baru yang non kapitalis tetapi sekaligus juga non komunis dengan apa yang disebutnya Non Blok, tidak bertahan lama, kemudian tokoh dunia dari Indonesia ini digulung habis. Lalu kemudian, istilah dunia ketiga dibelokkan menjadi istilah dunia yang baru merdeka dan ketinggalan dan dipaksa secara moral untuk mengikuti dunia pertama, yaitu para penjajah Barat.
Berkaca dari pengalaman itu, hati-hatilah jangan sampai terperangkap dalam jebakan oposisi biner yang dirancang dan dipasang oleh penguasa-penguasa.
Periksa mana esensi mana manipulasi. Saat ini, banyak penguasa muncul dari serangkaian operasi sosial politik manipulasi dan eksploitasi.
Banyak agen yang ditanamkan dan dipasang seolah satu sama lain beroposisi dan bertentangan, padahal sejatinya untuk menggeser esensi tuntutan dan bermain-main hipokrit dan avonturir saja, yang sebenarnya dalam kendali penguasa manipulator eksploitator.
Saat ini, memperkuat penguasaan sumber-sumber ekonomi seperti pasar, bahan baku, dan kekuatan keyakinan, watak dan kepribadian, jauh lebih prioritas ketimbang ikut larut gerombolan hahihu sana-sini yang tidak jelas agenda setting dan parameter keberhasilan gerakannya. Kalau masih mengandalkan keyakinan pada tokoh-tokoh populer, sementara Anda tidak punya agenda setting dan parameter keberhasilan suatu pergerakan, percayalah nanti di ujungnya Anda akan kuciwa. Anda akan dijual dengan harga yang murah.
Komentar