oleh

UNTUK DAN DEMI DAKWAH

Iklan Travel

Oleh : Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

IKLAN-TA-CALEG

_”Nelayan menghabiskan waktunya di lautan, Petani menghabiskan waktunya di ladang, penjudi menghabiskan waktunya di meja judi, pemabuk mendawamkan diri selalu berada di kedai minuman, wanita jalang akan membersamai lelaki hidung belang,”_

_”Sedangkan kita ? Kita adalah Pengemban Dakwah, akan selalu membersamai perjuangan dan dakwah, menghabiskan waktu untuk dakwah dan berharap mati di medan dakwah”_

Dakwah adalah poros hidup, dimana semua keinginan, kebutuhan, kepentingan dan segala aksesoris kehidupan wajib menempel padanya. Dakwah, adalah ruh kehidupan, tanpa dakwah seorang pengemban dakwah laksana bangkai yang berjalan.

Menjadikan dakwah sebagai poros hidup, maknanya menjadikan dakwah sebagai prioritas kehidupan. Jika, pada akhirnya dakwah berbenturan dengan keinginan, kebutuhan, kepentingan dan segala aksesoris kehidupan lainnya, maka dakwah wajib yang dimenangkan sementara yang selainnya wajib dikalahkan.

Bahkan, kadangkala dakwah meminta kita untuk menyelamatkannya, ketimbang keluarga, anak, istri, bahkan diri kita sendiri. Itulah, yang menyebabkan Masyitoh ‘Tega’ menyaksikan anaknya direbus di kuali. Itulah, yang menyebabkan Sumayah membiarkan nyawanya terlepas dari raga, saat menghadapi siksaan kaum kafir Quraisy.

Lantas, apakah yang telah memalingkan dakwah dari kehidupan kita ? Apakah hanya karena sedikit kelaparan ? Ketakutan ? Kekurangan buah buahan ? Pekerjaan ? Bisnis ? Penjara ?

Apakah kita sudah pernah diuji dengan menyaksikan kematian anak sebagaimana Bunda Masyitoh ? Atau meregang nyawa sebagaimana Syahidah Sumayah ? Apakah, dakwah telah mendapatkan tempat sebagai Poros hidup, yang kita tak mau kehilangan itu dan lebih memilih kehilangan yang lain ?

Wahai diri yang lemah, pandanglah kebesaran Allah SWT dan kemahakuasaan-Nya. Tak ada satupun ujian yang berat, ketika Allah SWT membersamai kita. Sebaliknya, tak ada ujian yang ringan jika pertolongan Allah SWT tak bersama dengan kita.

Telah datang kabar, sebagian pengemban dakwah dizalimi rezim. Ada yang diputus penghidupannya, di penjara, dibuat takut dan khawatir, dialienasi, dipersekusi, dikriminalisasi. Semua itu tak boleh melemahkan, tetapi justru harus semakin menguatkan.

Itu semua adalah pertanda, pertolongan dan kemenangan sudah semakin dekat.

Bukankah, semakin pekatnya malam adalah pertanda fajar di ufuk akan segera menjemput ? Bukankah, tak selamanya hari itu adalah malam ? Bukankah, ada saat dimana matahari terbit dan tenggelam ?

Masa kejayaan Islam memang telah lama tenggelam. Namun, fajar kembalinya khilafah ala Minhajin Nubuwah, akan segera muncul di ufuk.

Wahai Pengemban Dakwah, tetaplah karib dengan dakwah. Sebagaimana Nelayan yang setia melaut, sebagaimana petani yang tak bosan berladang. Saat panen akan segera tiba, bersabarlah.
*_ISLAM MENGAJARKAN KEBENARAN_*
*_HIDUP BENAR DIBAWAH NAUNGAN AL QUR’AN_*

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.