(Foto: Ilustrasi)
Kota Depok, tributeasia.com, Selasa (27/7)–Disinyalir ada ulah sejumlah oknum pengawas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas PUPR Kota Depok ikut berpraktik jadi penjual uditch betonisasi proyek drainase.
Disebutkan Muhammad Kanta, seorang pelaku usaha material betonisasi, tindakan oknum ini membuat tenaga pemasaran perusahaan pemasok menjadi kesulitan kehilangan order. Selain itu juga melanggar hukum. Kanta bersedia dikonfrontir dengan aparat hukum mengenai temuannya ini.
“Contohnya, saya punya data seperti yang dilakukan RN, seorang pengawas di UPT-2 yang ikutan jualan Uditch. Apa-apaan nih. Kenapa aparat pemerintah ikut jualan rezeki swasta. Kan, sebagai pengawas, harusnya jangan nyambi cari sampingan. Saya akan laporkan soal ini kepada aparat hukum,” keluh Kanta.
Sebut Kanta, tindakan oknum ini tentu saja dapat menekan kontraktor ‘terpaksa’ membeli material dari tempat yang direkomendasikan pengawas proyek ini. Hal ini tentu saja menimbulkan conflict interest dan membuat pasar tidak fair.
“Saya duga, atasannya pasti tahu. Gak mungkin bawahan pelaksana lapangan dapat melakukan menekan atau mempengaruhi kontraktor supaya beli produk dari dia. Ketika saya tanyakan, tindakan ini sebagai cara pencarian uang sampingan akibat dari banyak proyek mandeg lantaran pandemi Covid-19,” tutur Kanta.
Menjawab sinyalemen ini, RN menyangkal sembari bersumpah, bahwa sinyalemen Kanta padanya sama sekali tak mendasar.
“Saya bersedia bersumpah, bahwa itu tidak benar. Coba tanyakan ke kawan-kawan saya. Kepada Pak Dea sebagai atasan saya sekarang dan Pak Arga sebagai atasan saya yang lama yang sekarang pindah (ke UPT-1), saya tidak menjual u ditch,” jawab RN membantah.
Senada, Komar, rekan kerja RN di UPT-2 juga membantah bahwa pegawai pengawas dapat beraktivitas sambilan atau sampingan mempengaruhi kontraktor atau menjual produk betonisasi.
“Boleh nggak ya, dagang asalkan sesuai spek. Tapi gak mungkinlah kawan saya begitu, saya selalu bekerja dalam team bersamanya,” ujar Komar menjawab sinyalemen ini.
Untuk menjelaskan sinyalemen hal ini, Dea, Ketua UPT-2 belum menanggapi konfirmasi. (Hendistra).
Komentar