oleh

Jokowi Berhasil Tangani Covid-19?

Iklan Travel

 

Juru bicara Presiden, Fadjroel Rahman, mengungkapkan ke publik bahwa Jokowi Berhasil menangani pandemi Covid-19, pernyataan tersebut disampaikan Fadjroel dalam keterangan tertulis ke media, apa yang disampaikan jubir Presiden mengundang tanda tanya besar, benarkah ini sesuai dengan fakta yang dialami dan dirasakan masyarakat, atau ini hanya merupakan klaim sepihak, bahwa Jokowi bekerja menangani pandemi Covid-19 itu memang terjadi, tetapi benarkah Jokowi telah berhasil menangani pandemi Covid-19? Di bagian ini silang pendapat bisa terjadi, secara ideal keterangan seorang jubir bukan hanya dimaksudkan menyenangkan presiden, lebih dari itu, sangat penting mendasarkannya pada kenyataan, bukan hanya mengacu ke hasil survey.

IKLAN-TA-CALEG

Asumsi bahwa Jokowi Berhasil Tangani Covid-19 mesti diuji, mudah saja mengujinya, tinggal melakukan pengecekan data persebaran virus corona, bila dicek data kasus corona per tanggal 9 Juni 2020 terjadi lonjakan kasus baru, terkonfirmasi pasien positif corona dalam sehari menembus angka 1043, ini merupakan jumlah kasus tertinggi dalam hitungan sehari sejak Covid-19 melanda Indonesia. Hal itu berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dengan adanya penambahan tersebut menyebabkan Indonesia memiliki 33.076 kasus positif corona, dari jumlah ini kasus aktif sebanyak 59,7 persen. Pada hari yang sama angka kesembuhan juga bertambah menjadi 510 orang secara nasional.

Sementara angka kematian secara total sudah mencapai 1923 orang, dengan 40 kasus kematian baru yang dilaporkan pada hari yang sama. Dari segi sebaran kasus, Covid-19 telah menjangkit pada 422 kabupaten/kota di 34 propinsi, hanya tersisa 94 kabupaten/kota yang belum melaporkan kasus corona di wilayahnya, sembilan daerah diantaranya telah memiliki lebih dari 1000 kasus positif corona. Yakni DKI Jakarta, Jatim, Jabar, Sulsel, Jateng, Kalsel, Papua, dan Banten.

Pada hari yang sama DKI Jakarta mencatatkan 232 kasus baru, jumlah ini termasuk tinggi setelah sebelumnya DKI melaporkan kasus di bawah seratus, lonjakan tinggi juga terjadi di Jatim dengan 220 kasus baru, jumlah ini menempatkan Jatim sebagai terbanyak kedua di Indonesia, pemberhentian PSBB di Surabaya di tengah masifnya laju peningkatan kasus Corona di kota ini menjadi kekhawatiran banyak pihak, motifnya lebih dipandang sebagai motif ekonomi dan politik, aspek kesehatan diabaikan, angka kasus baru dengan jumlah tinggi juga terjadi di Sulsel dengan 180 kasus, per tanggal 9 Juni Sulsel berada di urutan keempat jumlah kasus Corona terbanyak. Kalsel juga mencatatkan kasus Corona dalam jumlah banyak yakni 91 orang, penambahan signifikan juga dialami Sulut, Jateng, dan Sumsel dengan masing-masing 41, 32, dan 32. Hanya ada tujuh propinsi yang tercatat tidak mengalami penambahan kasus baru yakni Aceh, Bengkulu, Jambi, Kepri, Sulteng, Sulbar, dan NTT.

Berdasarkan uraian data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kasus Covid-19 masih terus merangkak naik, lalu gambaran kasus yang terus bertambah apakah cocok dijadikan dasar bahwa penanganan corona di bawah kendali presiden sudah berhasil? tidak bijak untuk menjawab “iya”. Sekarang bukan saatnya mengklaim keberhasilan, ini adalah masa dimana pemerintah dan masyarakat Indonesia masih harus dituntut usaha ekstra keras berjuang bahu membahu mengatasi corona, saling bantu keluar dari masa sulit ini.

Penulis: Zaenal Abidin Riam
Koordinator Presidium Demokrasiana Institute

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.