TribunAsia.com –
Senin (24/2) magrib, penanggalan Hijriyah akan memasuki Bulan Rajab. Bulan warming up untuk mengondisikan Ramadhan.
Ketika memasuki Rajab, sebagian ulama mengajarkan doa,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami di Bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.”
Nabi dan para sahabat bahkan sudah mempersiapkan Ramadhan satu semester sebelumnya. Ma’la Bin Fadhal berkata, “Dulu Sahabat Rasulullah berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadhan agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang penuh berkah itu.”
Di antara doa mereka ialah : Yaa Allah, sampaikan aku ke Ramadhan dalam keadaan selamat. Yaa Allah, selamatkan aku saat Ramadhan dan selamatkan amal ibadahku di dalamnya sehingga menjadi amal yang diterima” (HR at Thabrani: 2/1226).
Ulama berpetuah, “Sya’ban seperti mukaddimah (pendahuluan) bagi Ramadhan, maka disyariatkan di dalamnya hal-hal yang disyariatkan di Ramadhan, seperti puasa dan baca al-Quran” (Al-Hafiz Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif 1/138).
Para sahabat pada bulan Sya’ban semakin kenceng beribadah dan sedekah. Diriwayatkan dari Anas ra berkata “Bahwa umat Islam ketika masuk Bulan Sya’ban, maka senantiasa membaca Al-Quran dan mengeluarkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang miskin dalam menghadapi puasa.”
Komentar