oleh

Menampar, Keluhan Jurnalis Asing Ditengah Klaim Sukses Pelaksanaan AG 2018

Iklan Travel

Jakarta, TribunAsia.com – Beragam kesan dirasakan para jurnalis asing yang meliput di Asian Games 2018 sejak 10 Agustus sampai 2 September. Penilaian mereka, ada banyak kekurangan.

Wartawan asal Korea Selatan, Park Ji Hyuk, menjelaskan bahwa untuk persediaan makanan di Main Press Center (MPC) sudah memadai.

IKLAN-TA-CALEG

“Kalau di MPC makanan enak, meskipun kadang saya kesulitan mencerna makanan yang seperti dari India, tapi ada roti atau snack lain yang masih bisa saya makan,” ungkapnya.

Namun, dia menyayangkan, pelayanan di MPC tak sejalan dengan di media center venue pertandingan.

“Di venue saya sempat bingung mencari air mineral, snack juga tak sebaik di MPC,” terangnya.

Dia menjelaskan bahwa Indonesia sangat buruk dalam hal kebersihan di venue dan transportasi.

“Saya sedih melihat kamar mandi yang kotor, kemudian orang merokok bebas di mana saja, sayang sekali, karena saya pikir budaya merokok di sini berbeda dengan di negara saya,” paparnya.

Untuk transportasi, dia pun merasakan bahwa panitia tidak sigap dan meremehkan. Dia mencontohkan, ketepatan waktu seperti ilusi.

“Saya sangat marah saat transport disebut ada setiap jam, kenyataannya tidak sesuai jadwal. Berangkat sama, seharusnya sudah jalan, tapi mereka menunda 15-30 menit ini cukup mengecewakan. Tidak on time,” tegas wartawan Newsis News Agency itu.

Karena itu, semenjak hari kelima dia memutuskan untuk memilih naik taksi konvensional atau online.

Lain lagi dengan Adachi Sashi, dari Daily Sport Jepang. Dia menganggap venue di Indonesia membingungkan.

“Stadion Pakansari, saya merasakan arah yang membingungkan. Ditulis pintu media, saya berusaha masuk tapi ditutup. Saya datang lagi untuk meliput, pintunya berpindah yang dibuka. Sangat melelahkan harus berputar dan bertanya,” terang dia.

Keluhan lainnya datang dari Mahboub Md Ahrand wartawan dari Bangladeshi Newspaper. Dia bingung dengan volunter yang kadang tak tahu dengan apa yang ditanyakan olehnya.

“Saya menemui beberapa volunter yang kurang cakap membantu. Saya tanya, ada yang tidak mengarahkan dengan baik, ada juga yang bertanya ke temannya yang lain, ini menunjukkan mereka tidak tahu tugasnya,” kata dia dengan wajah serius.

Kekurangan ini menjadi catatan, bahwa sukses pelaksanaan seperti yang digemborkan belum tercapai. Mahboub juga mengkritik kondisi MPC yang terlalu sempit.

“Kapasitas harusnya lebih, saya ada di Incheon 2014 dan melihat kapasitasnya cukup besar, di sini saya sempat merasakan harus bekerja di luar MPC. Mungkin karena persiapan anda tak panjang ya, ini maksimal yang bisa diberikan,” tandasnya. (GN)

Iklan HUT RI Ponpes Al-Khafilah

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.